Jumat, 20 April 2018

Teori pemrosesan informasi berbantuan media


Teori pemrosesan informasi berbantuan media

A.     Pengertian Teori Pemrosesan Informasi
Teori pembelajaran pemrosesan informasi adalah bagian dari teori belajar sibernetik. Secara sederhana pengertian belajar menurut teori belajar sibernetik adalah pengolahan informasi. Dalam teori ini, seperti psikologi kognitif, bagi sibernetik mengkaji proses belajar  penting dari hasil belajar, namun yang lebih penting  dari kajian proses belajar itu sendiri adalah sistem informasi, sistem informasi inilah yang pada akhirnya akan menentukan proses belajar.
Teori sibernetik berasumsi bahwa tidak ada satu proses belajar pun yang ideal untuk segala situasi, dan yang cocok untuk semua siswa. Asumsi ini didasarkan pada suatu pemahaman yaitu cara belajar sangat ditentukan oleh sistem informasi. Dengan penjelasan saat seorang siswa dapat memperoleh informasi dengan satu proses dan siswa yang lain juga dapat memperoleh informasi yang sama namun dengan proses belajar yang berbeda.
B.      Teori Pemrosesan Informasi dalam Pembelajaran menurut Robert Mills Gagne

Teori pembelajaran pemrosesan informasi adalah bagian dari teori belajar sibernetik. Secara sederhana pengertian belajar menurut teori belajar sibernetik adalah pengolahan informasi. Dalam teori ini, seperti psikologi kognitif mengkaji proses belajar penting dari hasil belajar namun yang lebih penting dari kajian proses belajar itu sendiri adalah sistem informasi, sistem informasi inilah yang pada akhirnya akan menentukan proses belajar.
Seperangkat proses yang bersifat internal yang dimaksud oleh Gagne adalah kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan terjadinya proses kognitif dalam diri individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran.
Teori pemrosesan informasi bermula dari asumsi bahwa pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan salah satu hasil kumulatif dari pembelajaran. Menurut teori ini, belajar merupakan proses mengelola informasi, namun teori ini menganggap sisitem informasi yang diproses yang nantinya akan dipelajari siswa adalah yang lebih penting. Karena informasi inilah yang akan menentukan proses dan bagaimana proses belajar akan berlangsung akan sangat oleh sistem informasi yang dipelajari.
Robert Gagne seorang ahli psikologi pendidikan mengembangkan teori belajar yang mencapai kulminasinya (titik uncak) pada “The Condition of Learning”. Banyak gagasan Gagne tentang teori belajar, seperti belajar konsep dan model pemrosesan informasi, pada bukunya “The Condition of Learning” mengemukakan bahwa: Learning is change in human disposition or capacity, wich persists over a period time, and which is not simply ascribable to process a groeth.
Dalam bukunya Robert M. Gagne disebutkan bahwa : A very special kind of intellectual skill, of particular in probelem solving, is called a cognitive strategy. In term of modern learning theory, a cognitive strategy is a control process. An internal process by means of which thinking. Gagne mengemukakan delapan fase dalam satu tindakan belajar. Fase-fase itu merupakan kejadian-kejadian eksternal yang dapat distrukturkan oleh siswa atau guru. Setiap fase dipasangkan dengan suatu proses yang terjadi dalam pikiran siswa. Kejadian-kejadian belajar itu akan diuraikan dibawah ini, yaitu:
1.      Fase motivasi : siswa yang belajar harus diberi motivasi untuk memanggil informasi yang telah dipelajari sebelumnya.
2.      Fase pengenalan : siswa harus memberikan perhatian pada bagian-bagian yang esensial dari suatu kejadian instruksional, jika belajar akan terjadi.
3.      Fase perolehan : apabila siswa memperhatikan informasi yang relevan, maka ia telah siap untuk menerima pelajaran.
4.      Fase retensi : informasi baru yang diperoleh harus dipindahkan dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang. Ini dapat terjadi melalui penggulangan kembali.
5.      Fase pemanggilan : pemanggilan dapat ditolong dengan memperhatikan kaitan-kaitan antara konsep khususnya antara pengetahuan baru dengan pengetahuan sebelumnya.
6.      Fase generalisasi : biasanya informasi itu kurang nilainya, jika tidak dapat diterapkan diluar konteks di mana informasi itu dipelajari.
7.      Fase penampilan : tingkah laku yang dapat diamati. Belajar terjadi apabila stimulus mempengaruhi individu sedemikan rupa sehingga performancenya berubah dari situasi sebelum belajar kepada situasi sesudah belajar.
8.      Fase umpan balik : para siswa harus memperoleh umpan balik tentang penampilan mereka yang menunjukkan apakah mereka telah atau belum mengerti tentang apa yang diajarkan.
Penerapan teori yang salah dalam situasi pembelajaran mengakibatkan terjadinya proses pembelajaran yang sangat tidak menyenangkan bagi siswa yaitu guru sebagai sentral bersikap otoriter, komunikasi berlangsung dalam satu arah, guru melatih dan menentukan apa yang harus dipelajari murid. Penggunaan hukuman yang sangat dihindari para tokoh behavioristik dianggap metode paling efektif untuk menertibkan siswa.
A.     Teori Pemrosesan Informasi dalam Pembelajaran menurut Atkinson
Atkinson dan Shiffin dalam Levitin (2002:296) menyatakan bahwa memori manusia terdiri dari tiga jenis, yaitu sensori memori (sensory register) yang menerima informasi melalui indra penerima seperti mata, telinga, hidung, mulut, dan atau tangan, setelah beberapa detik informasi tersebut akan hilang atau diteruskan pada ingatan jangka pendek (short term memory atau working memory). Informasi tersebut setelah 5 – 20 detik akan hilang atau tersimpan ke dalam ingatan jangka panjang (long term memory).
Teori pemrosesan informasi berpijak pada tiga asumsi sebagaimana dikemukakan Lusiana dalam Budiningsih (2005:82) bahwa: (a) antara stimulus dan respon terdapat suatu seri pemrosesan informasi di mana pada masing-masing tahapan
dibutuhkan sejumlah waktu tertentu, (b) stimulus yang diproses melalui tahapan tahapan tadi akan mengalami perubahan bentuk atau isinya, dan (c) salah satu dari tahap memiliki keterbatasan kapasitas.
A.     Model Pemrosesan Informasi
a. Short-Term Sensory Store
Sistem ini berfungsi untuk menyimpan sejumlah besar informasi yang diterima dalam waktu yang singkat. Kompartemen dari sistem ini memerima tampa mencatatnya, dan dalam waktu yang singkat akan hilang karena penambahan informasi baru. Hal ini dapat kita andaikan , sebuah setrika yang sudah agak panas yang kemudian panasnya berkurang dan sama sekali “hilang”. Sistem tersebut akan diterpa oleh berbbagai bentuk stimulus-penglihatan, perabaan, pendengaran, kinesthesis, dan seterusnya. Terdapat kemungkinan, berbagai rangsang sensoris yang berasal dari luar itu diterima secara simultan dan masing masing rangsang tersimpan selama waktu yang singkat.
b. Short-Term Memory
Informasi yang masuk pada sistem penyimpangan jangka pendek tidak semua diproses pada tahap berikutnya, karena adanya penyaringan terhadap informasi yang relevan dan tidak relevan. Proses seleksi ini ditentukan oleh kondisi tugas yang dilakukan seseorang (misalnya mengamati perjalanan shuttlecock dalam permainan bulu tangkis) atau oleh momen tertentu dalam suatu tugas (mula – mula penglihatan, kemudian pendengaran seperti kerasnya suara”cocok” dipukul). Informasi yang akan diproses ketahap berikutnya ialah karena kesesuaian dengan suatu situasi untuk diproses kedalam sistem memori jangka pendek (STM). Memori ini merupakan tempat penyimpanan informasi, bagi yang berasal dari Short-Term Sensory Store (STSS) maupun yang berasal dari Long-term Memory (LTM).
c. Long-term Memory
Kompartemen memori jangka pendek jangka panjang adalah jumlah waktu dari informasi yang dapat disimpan selain kemempuan menyimpan informasi. Bedasarkan teori kotak memori dapat dijelaskan bahwa aktifitas memproses informasi disalurkan dari penyimpanan jangka pendek ke penyimpanan jangka panjang, dimana informasi akan tersimpan secara permanen supaya tidak hilang

B.      Manfaat teori pemrosesan informasi 

1.  Membantu terjadinya proses pembelajaran sehungga individu mampu beradaptasi pada lingkungan yang selalu berubah
2.      Menjadikan strategi pembelajaran dengan menggunakan cara berpikir yang berorientasi pada proses lebih menonjol
3.   Kapasilitas belajar dapat disajikan secara lengkap
4.     Prinsip perbedaan individual terlayani.


Permasalahan :
1.       Menurut pendapat anda, apakah faktor yang dapat menyebabkan proses pemrosesan informasi tidak berjalan baik pada siswa, padahal sudah menggunakan alat bantu media untuk mendapatkan informasi ?
2.       Dari berbagai model di atas yaitu model pemrosesan informasi menggunakan Ingatan jangka pendek, dimana anak didik sering lupa dengan informasi yang di dapat. Menurut anda bagaimana cara dapat mengingat dengan jangka panjang untuk peserta didik agar tidak cepat lupa ?
3.       Menurut pendapat anda, seberapa pentingkah media dalam pemrosesan informasi  ?



19 komentar:

  1. Baik saya akan membantu jawab pertanyaan no satu dari saudari wahyu
    Karena ada faktor lain lagi yang harus diperhatikan bukan saja media misalnya
    Dalam hal ini guru haruslah pandai dalam memilih media apa yang sesuai dan cocok digunakan untuk mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Untuk itu beberapa faktor dan kriteria yang perlu diperhatikan oleh guru dalam memilih dan menggunakan media, diantaranya :

    1. Faktor tujuan.

    Media dipilih dan digunakan haruslah sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah ditetapkan/ dirumuskan

    2. Faktor Efektifitas.

    Dari berbagai media yang ada, haruslah dipilih media yang paling efektif untuk digunakan dan paling tepat/sesuai dengan tujuan pembelajaran yang dirumuskan

    3. Faktor kemampuan guru dan siswa.

    Media yang dipilih dan digunakan haruslah sesuai dengan kemampuan yang ada pada guru dan siswa, sesuai dengan pola belajar serta menarik perhatian

    4. Faktor fleksibilitas (Kelenturan), tahan lama dengan kenyataan.

    Dalam memilih media haruslah dipertimbangkan kelenturan dalam arti dapat digunakan dalam berbagai situasi, tahan lama (tidak sekali pakai langsung dibuang), menghemat biaya dan tidak berbahaya sewaktu digunakan.

    5. Faktor kesediaan media.

    Sekolah tidak sama dalam menyediakan berbagai media yang dibutuhkan untuk kegiatan belajar mengajar. Hal ini sesuai dengan situasi dan kondisi masing-masing sekolah. Misalnya guru membuat sensiri, membuat bersama-sama siswa, membeli, menyewa, dll

    6. Faktor kesesuaian antara manfaat dan biaya.

    Dalam memilih media haruslah dipertimbangkan apakah biaya pengadaannya sesuai dengan manfaat yang didapatkan

    7. Faktor kualitas dan tehnik.

    Dalam pengadaan media, seorang guru harus mempertimbangkan kualitas dari media tersebut, tidak sekedar bisa dipakai. Media yang bernutu/berkualitas bisa tahan lama (tidak mudah rusak), dan sewaktu-waktu digunakan lagi tidak harus mengusahakan yang baru.

    8. Objektifitas.

    Metode dipilih bukan atas kesenangan atau kebutuhan guru, melainkan keperluan sistem belajar. Karena itu perlu masukan dari siswa.

    9. Program pengajaran

    Program pengajaran yang akan disampaikan kepada anak didik harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku, baik menyangkut isi, struktur maupun kedalaman.

    10. Sasaran program

    Media yang akan digunakan harus dilihat kesesuaiannya dengan tingkat pekembangan anak didik, baik dari segi bahasa, simbol-simbol yang digunakan, cara dan kecepatan maupun waktu penggunaannya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih, saya setuju dengan pendapat saudara dimana saya ingin menambahkan pendapat saudara sedikit
      1. Factor fisiologis
      Factor-faktor fisiologis adalah factor-factor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu.
      2. Factor psikologis
      Factor –faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat memengaruhi proses belajar. Beberapa factor psikologis yang utama memngaruhi proses belajar adalah kecerdasan siswa, motifasi , minat, sikap dan bakat.

      Hapus
  2. Baiklah saya akan mencoba menjawab permasalahan nomor 3. Menurut saya pentingnya media dalam penyampaian informasi sgtlah penting karena
    Media sangat berperan dalam komunikasi dan pendidikan. Dalam komunikasi, media dapat berperan sebagai sumber informasi, informasi itu sendiri, dan penerima informasi. Pengajaran dengan menggunakan televisi, dapat dikatakan bahwa media televisi merupakan sumber informasi; sedangkan pada penyuluhan, media merupakan informasi, dan radio penerima dapat disebut sebagai alat penerima informasi.

    Dalam pendidikan, media berfungsi sebagai sarana fisik penyampaian materi, dan pembawa pesan. Dengan demikian media pembelajaran merupakan alat pengajaran yang digunakan untuk untuk membantu menyampaikan materi pelajaran dalam proses belajar mengajar sehingga memudahkan pencapaian tujuan tujuan pembelajaran yang sudah dirumuskan

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya ingin menambahkan jawaban dari saudari sasa, dimana Penggunaan media pembelajaran yang dapat menghadirkan visualisasi dari materi palajaran akan sangat membantu tidak hanya guru dalam menyampaikan materi tetapi juga siswa sebagai subjek pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Penggunaan multimedia dalam pembelajaran adalah dalam rangka menjawab kebutuhan tersebut. Dengan multimedia materi dapat disajikan dalam bentuk gambar dua dimensi maupun tiga dimensi, tampilan teks yang interaktif, efek animasi (gambar bergerak), kombinasi warna yang menarik serta alat bantu suara (audio) yang membantu siswa memahami materi dengan lebih mudah.

      Selain hal diatas, penggunaan multimedia juga memberikan peranan penting dalam hal mampu menimbulkan rasa senang kepada siswa selama proses KBM berlangsung. Hal ini akan menambah motivasi siswa selama proses KBM berlangsung sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal.

      Hapus
    2. media sangat penting dalam pemprosesan informasi terlebih lagi dalam jangka waktu panjang, dengan media seseorang yang dalam proses tahap belajar akan terbantu untuk memahami suatu konsep pelajaran, dimana jika suatu pelajaran itu memiliki pengertian yang panjang dan berbelit-belit, dengan media dia akan mendapatkan konsep dan mampu memjelaskan konsep suatu pelajaran dengan bahasanya sendiri. dia mampu memiliki pengertian konsep suatu pembelajaran dengan gaya dan pengertiannya sendiri

      Hapus
    3. saya setuju dengan pendapat shabrina tetapi saya ingin menyangga sedikit bahwa di pendapat yang anda utarakan belum mencakup ingatan jangka panjang, hanya menyangkut mengenai pendidikan, terima kasih

      Hapus
    4. baiklah saya setuju dengan pendapat nurul rahmiah dimana saya ingin menambahkan sedikt ingatan jangka panjang tidak bisa dilatih agar semakin panjang memorinya. Yang bisa dilatih adalah kemampuan mengingat.

      Hapus
    5. saya setuju dengan pendapat saudara annisa dimana untuk mengingat jangka panjang dimana dingan memberi pembelajaran yang tidak berbelit-belit, saya ingin menambahkan sedikit dimana ingatan jangka panjang dimana siswa harus belajar dengan memahami konsep terlebih dahulu, setelah tau konsep kita dapat mendefinikan suatu materi pembelajaran.

      Hapus
  3. Saya akan mencoba menjawab permasalahan nomor 1 yaitu faktor faktor yang mempengaruhi pemrosesan informasi antara lain:
    1. Faktor internal (fisiologis dan psikologis)
    2. Faktor eksternal
    3. Tingkat kesulitan mengungkapkan kembali informasi informasi yang telah disimpan dalam ingatan

    4. Kemampuan otak tiap individu tidak sama

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya setuju dengan jawaban nuru amini, saya ingin menambahkan sedikit bahwa faktor internal merupakan Factor internal adalah factor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat memengaruhi hasil belajar individu, Pertama, keadaan tonus jasmani.Kedua, keadaan fungsi jasmani/fisiologis.

      Hapus
  4. Sayaa akan mencoba menjawab permasalahan no.2, terkait cara peserta didik agar dapat mengingat dengan jangka panjang agar tidak cepat lupa yaitu dgn memberikan pemahaman yg jelas terkait tujuan dan manfaat materi yg disampaikan. Selain itu sebagai seorang guru sebaiknya perlahan2 dlm memmberikan ssuatu peenjelasan informasi, agar informasi yg telah di dptkan peserta didik dpt di proses dlm memori jangka panjang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. baiklah saya setuju dengan jawaban novi paramita, dimana harus jelas tujuan dan manfaat materi yang disampaikan, saya hanya menambahkan sedikit dimana dalam mengingat jangka panjang sendiri siswa juga harus mengetahui konsep dari materi belajar yang diajarkan

      Hapus
  5. saya ingin mencoba menjawab pertanyaan nomor satu, Faktor yang mempengaruhi pemrosesan informasi :
    1. Faktor Internal
    meliputi :Faktor lntelegensi,Faktor Minat, Faktor (Keadaan
    fisik dan Psikis
    2. Faktor Ekternal
    Meliputi : Faktor Guru, Faktor Lingkungan Keluarga dan Faktor
    sumber-sumber belajar

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya setuju dengan pendapat yulinda dimana faktor internal dan eksternal, dimana faktor internal adanya motivasi yang dibutuhkan Motivasi adalah salah satu factor yang memengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa. Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar. Para ahli psikologi mendefinisikan motivasi sebagai proses di dalam diri individu yang aktif, mendorong, memberikan arah, dan menjaga perilaku setiap saat (Slavin, 1994)

      Hapus
  6. Baiklah saya akan mencoba menjawab permasalahan no 2,
    Letivin (2002:322) menyatakan terdapat tiga jenis informasi di dalam memori yang mudah untuk diingat kembali adalah informasi yang disampaikan secara terus menerus, informasi tentang hal-hal yang terbaru, dan informasi tentang kejadian-kejadian yang tidak biasa dialami. Dengan demikian, pengulangan adalah yang terpenting dalam sistem memori manusia. Dengan pengulangan akan memudahkan informasi yang berada di ingatan jangka pendek masuk ke ingatan jangka panjang dan lebih mudah untuk memanggil kembali informasi yang berada di ingatan jangka panjang muncul di ingatan jangka pendek.

    BalasHapus
  7. untuk permasalahan no.3,,media sangatlah penting dalam pemrosesan informasi.bayangkan saja jika kamu ingin belajar atau mencari suatu materi pembelajaran tanpa menggunakan media maka kamu akan sangat jauh ketinggalan informasi karena sekarang zamannya semua informasi yang ingin dicari sudah tersedia dengan bantuan media.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yups betul sekali. Perkembangan ilmu pengetahuan seiring dengan perkembangan teknllogi. Pemrosesan informasi sekarang lebih terperinci bersama teknologi, oleh sebab itu dalam dunia pembelajaran sangat dibutuhkan media untuk menjembatani informasi yg ada.

      Hapus
  8. Saya mau menanggapi permasalahan no 1
    Hal itu dikarenakan SI kurang baik di olah sehingga anak didih menerima informasi yang asal-asalan yang membuatnya menjadi tidak menemukan makna dari informasi yang ia terima.

    BalasHapus
  9. 10 sports toto: All the best in-play betting now
    Now with the 2021 NBA playoffs 토토 사이트 코드 approaching, it's easy to see the future for sports betting fans. It's easy to see why some sportsbooks are

    BalasHapus